Rahim Pengganti

Bab 185 "Sebuah Fakta Mengejutkan"



Bab 185 "Sebuah Fakta Mengejutkan"

0Bab 185      
0

Sebuah Fakta Mengejutkan      

Bel istirahat telah berbunyi mereka lalu beranjak dari tempat duduknya masing masing namun, berbeda dengan Arsen yang berjalan menuju ke meja Dhira,  Arsen dengan sangat tenang mengajak Dhira untuk berbicara sejenak namun, kejadian yang terjadi beberapa waktu lalu membuat Dira sedikit takut dengan Arsen.     

"Gue pengen ngajak ngomong Lo sebentar aja Ra," ucap Arsen.      

Dhira ingin menolak namun, tidak tega dengan wajah Arsen yang memohon hingga akhir nya, Dhira mengikuti Arsen hal itu membuat pria tersebut begitu bahagia. Kedua nya lalu berjalan menuju ke ruang OSIS, ruangan yang begitu pas untuk mereka berdua berbicara.      

Beberapa orang yang, melihat kedua nya berjalan bersama mulai menggoda mereka, karena Arsen dan Dhira memang sangat cocok terlebih lagi ketika penampilan spesial malam itu, membuat kedua nya begitu menjadi idola oleh semua warga sekolah.      

Tanpa mereka berdua ketahui, ada seorang wanita yang menahan sesak di dalam dada nya, dan mulai mengikuti Arsen dan Gaby. Dirinya penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh kedua nya.      

***      

Kedua nya terdiam di tempat mereka tidak ada satu orang pun yang membuka suara sedikit pun, sejak tadi Dhira hanya menatap ke arah Arsen yang masih diam saja, Dhira menghela napas nya berat.      

"Ada apa?" tanya Dhira.      

"Ada hubungan apa kamu dengan pria itu?" tanya Arsen.      

Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh, Arsen membuat Dhira menatap ke arah pria yang berdiri tak jauh dari nya, "Maksud kamu apa," ucap Dhira. Helaan napas berat terdengar dengan sangat jelas. Arsen menatap ke arah gadis nya itu.      

"Pria yang baru datang itu, pria yang malam itu duduk di samping kamu,"  balas Arsen dengan nada bicara yang penuh penekanan. Arsen benar  benar sudah kesal, apa lagi saat di kantin melihat bagaimana, sikap kedua nya yang terlihat begitu dekat.      

" Dhiko?"  tanya Dhira.      

"Aku nggak tahu siapa nama nya, dan nggak mau tahu," balas Arsen.      

Hal itu semakin membuat Dhira tidak mengerti dengan apa yang dilakukan oleh Arsen. "Ada apa dengan dia?" tanya Arsen.      

Pria depan Dhira ini lalu berjalan mendekati Dhira dengan tatapan yang begitu tidak suka dengan apa yang baru saja di ucapkan oleh Dhira. Rasa nya Arsen ingin menghapus nama pria itu.      

"Bisa tidak kamu tidak dekat dekat dengan nya!!"      

"Kenapa, apa hak kamu buat ngelarang aku? Terserah aku mau dekat dengan siapa," ucap Dhira. Gadis itu tidak suka dengan apa yang diucapkan oleh Arsen, kenapa diri nya tidak boleh dekat dengan sahabat nya sendiri. "Aku bilang jangan lagi dekat dengan dia Dhira!!" pekik Arsen.      

Suara besar tersebut membuat Dhira kaget, gadis itu berusaha menahan air mata nya. Sungguh Dhira tidak bisa mendapatkan perlakuan seperti ini, bahkan saat sang bunda menampar nya saja hal itu sudah menjadi trauma tersendiri untuk diri nya.      

"Kenapa … kamu tidak memiliki hal untuk melarang aku, untuk bisa dekat dengan siapa pun!!" Raut wajah Arsen sudah sangat merah, pria itu tidak bisa menerima ucapan tersebut.      

"Jawab!! Kenapa aku tidak boleh dekat dekat dengan nya hah? Jawab," bentak Dhira. Gadis itu tidak suka dengan sikap Arsen saat ini, diri nya benar benar tidak suka.      

"Kenapa diam saja, kamu tidak bisa menjawab nya? Awas aku mau pergi," ucap Dhira. Gadis itu sudah siap akan beranjak dari tempat nya namun, suara Arsen membuat Dhira terdiam.      

"AKU CEMBURU, ITU SEBAB NYA AKU TIDAK SUKA KAMU DEKAT DENGAN NYA. KARENA WANITA YANG AKU CINTAI, TIDAK BOLEH DEKAT DENGAN LAKI LAKI LAIN SELAIN AKU."      

Deg      

Mendengar ucapan yang dilontarkan oleh Arsen membuat Dhira terdiam, wanita itu lalu menatap Arsen dengan begitu tajam. Dhira menggelengkan kepala nya, cukup sudah hal itu.      

"Aku begitu mencintaimu dan aku tidak pernah sudi, ada pria lain mendekati kamu," ucap Arsen dengan nada yang melemah.     

"Tidak hal itu tidak boleh terjadi, kamu nggak boleh bersikap seperti ini, buang jauh jauh perasaan itu. Kamu nggak boleh seperti itu," balas Dhira.      

Perkataan yang baru saja diucapkan oleh atasan benar benar membuat Dhira terpukul wanita itu tidak mau membuat hal menjadi rumit Arsen tidak seharusnya mengatakan hal tersebut di itu apalagi Dhira tahu bahwa kedua nya tidak akan mungkin bisa bersatu.      

Dhira terus saja mengatakan bahwa arsen tidak boleh melakukan hal tersebut wanita itu tidak mau rasa yang ada di dalam diri Arsen begitu mengembang hingga akhir nya akan sulit hilang.      

"Kamu enggak boleh bersikap seperti ini sudah aku katakan, stop arsen stop berhenti dan jangan pernah  mengatakan hal itu lagi," ucap Dhira dengan menahan rasa sesak didalam dada nya.     

"Berhenti untuk mementingkan kepentingan orang lain dibandingkan dengan kepentingan dirimu sendiri. Kamu harus nya tidak bersikap seperti seolah kamu tidak sakit, jika kamu berharap bahwa saat ini kamu akan baik baik saja kamu salah. Karena yang aku cintai itu adalah kamu bukan dia dan kamu nggak berhak untuk melarang aku untuk mencintai kamu."      

"Ini nggak boleh terjadi Arsen kamu dan aku nggak akan bisa bersama kamu harus ngertiin aku," jawab Dhira.      

"Kenapa kamu lebih mementingkan perasaan Gaby sedangkan perasaan kamu sendiri kamu lupakan. Apa kamu nggak tahu kalau misal nya nanti Gaby tahu tentang apa yang kamu lakukan ini berhenti bersikap seolah kamu kuat padahal nyata nya tidak. Jangan sakiti diri kamu hanya untuk melihat orang lain bahagia sebelum kamu membahagiakan orang lain kamu harus bahagia lebih dulu."      

Dhira terdiam air mata yang tadi dirinya tahan akhir nya tumpah dengan sempurna gadis itu menangis hingga terduduk di tempat tersebut melihat hal tersebut membuat arsen mendekat kearah Dhira dan mencoba untuk menenangkan wanita nya namun dia menolak gadis itu terus saja berontak ketika arsen ingin memeluk diri nya. Namun, meskipun hal tersebut terjadi tetap berusaha untuk memeluk Dhira dengan begitu erat hingga akhirnya Dhira tidak lagi bisa menolak gadis itu terus saja menangis di dalam dekapan hangat Arsem.      

"Berhenti untuk terus bersikap bahagia, karena selamanya apa yang kamu lakukan belum tentu baik. Kamu tidak bisa memaksakan perasaan seseorang aku hanya mencintai kamu bukan dia mau seperti apa cara kamu mendekatkan kami itu tidak akan bisa merubah bahwa perasaan ini lebih besar mencintai kamu dibandingkan dia."     

Seorang gadis yang sejak tadi berdiri di depan pintu hanya mampu terdiam dengan begitu menahan rasa di dalam dada nya gadis itu tidak tahu harus berusaha bersikap seperti apa saat ini hatinya begitu sakit. Sebuah kenyataan yang membuat diri nya begitu terpukul, Gaby bukan gadis bodoh yang tidak pernah melihat bagaimana cara arsen ataupun Dhira saling menatap gadis itu tahu bahwa kedua orang tersebut saling mencintai. Namun, ketika mendengar hal tersebut langsung dari kedua bibir mereka benar benar membuat Gaby Begitu terpukul.     

Sungguh terlalu banyak hati yang disakiti oleh nya hati yang harus berkorban atas nya. Gadis itu lalu berjalan meninggalkan tempat tersebut membiarkan kedua orang yang saat ini sama sama sedang terluka.      

Air mata mengalir dengan begitu deras sungguh Gaby tidak pernah berpikir untuk merusak kebahagiaan orang lain, diri nya juga merasakan tersiksa dengan perasaan diam yang selama ini dirinya lakukan.      

***      

Kondisi Dhira sudah mulai tenang gadis itu tidak lagi menangis seperti sebelum nya kedua nya saling bertatapan terlihat dengan sangat jelas bahwa mata mereka terpancar dengan sangat jelas sebuah cinta yang begitu mendambakan. Helaan  nafas berat terdengar dengan sangat jelas, arsen mencoba untuk menggenggam tangan Dira pria itu berusaha untuk menjelaskan semua nya.      

"Aku tahu bahwa kamu berusaha untuk menjaga hati orang lain karena orang itu memiliki perasaan lebih terhadapku tapi kamu juga harus tahu. Bahwa hati kamu jauh lebih penting dibandingkan orang lain, melukai diri sendiri secara tidak langsung akan membuat kamu menderita. Apa kamu pikir kalau aku bahagia jika melihat kamu menderita, jawaban nya adalah tidak karena aku tidak akan pernah bisa melihat air mata kesedihan mengalir dari sudut mata indahmu ini."      

Harus selalu kembali memeluk erat Dira dan tak lupa mengusap kepala nya kedua nya saling terdiam dalam kondisi saling berpelukan. Saat ini tidak ada ucapan dari mereka berdua, semua begitu mendadak semua begitu cepat hingga membuat dirinya tidak tahu harus berbuat apa.      

"Jika Gaby mengetahui hal ini apakah kamu yakin bahwa diri nya tidak akan menyalahkan diri nya sendiri . Karena rasa bersalah itu akan menghantui seseorang terus menerus bahkan sampai orang tersebut merasa hidup nya tidak berguna."      

Di tempat berbeda di taman halaman belakang sekolah yang begitu sepi duduk seorang gadis dengan tatapan mata kosong gadis itu adalah Gaby dirinya saat ini ada di taman memikirkan setiap ucapan yang terlontar oleh Arsen. Gadis itu tidak pernah menyangka jika apa yang diri nya lakukan selama ini sudah begitu banyak menoreh rasa sakit di dalam hati Dhira adik yang begitu dirinya sayangi , berulang kali Gaby menghela nafas nya dengan sangat berat gadis itu menahan rasa sesak di dalam dada nya sungguh apapun yang terjadi sebelum nya hal itu karena dia tidak tahu jika sang sang adik berkorban dengan begitu berat.     

"Alangkah jahat nya diriku ini yang  ternyata sudah terlalu banyak goresan luka di dalam dada dia selama ini hal itu dilakukan hanya untuk aku gadis yang sudah tidak memiliki umur panjang."      

Gaby menarik nafas dengan sangat panjang gadis itu terus saja memikirkan apa yang diucapkan oleh kedua orang tadi hingga membuat kepala nya pusing tubuh geby bergetar dengan sangat kuat dirinya mencoba untuk beranjak dari tempat duduk tersebut namun baru saja dirinya akan berjalan tiba tiba semua berubah menjadi gelap.      

***      

Daffa dan Gina segera beranjak dari tempat duduk nya ketika suara ponsel yang tadi terdengar berubah menjadi sebuah info yang benar benar membuat keduanya terkejut. Pihak rumah sakit mengabarkan bahwa saat ini Gaby sedang dirawat di rumah sakit karena penyakit yang diri nya derita tiba tiba saja kambuh dan membuat daya tahan Gaby berkurang.      

Mobil tersebut berjalan dengan kecepatan yang begitu tinggi sepanjang perjalanan Gina hanya mampu berdoa supaya diri nya masih bisa bertemu dengan sang anak pikiran buruk berkeliling di kepala Gina wanita itu sangat takut jika sesuatu hal terjadi pada Gaby, maka Gina tidak akan pernah bisa memaafkan diri nya sendiri jika hal itu terjadi karena dia tidak bisa merawat Gaby dengan baik.      

Mobil sudah terparkir dengan begitu baik di sana segera Gina turun dari dalam mobil meninggalkan Daffa yang masih mencoba untuk menata mobilnya. Setelah selesai Daffa lalu mengejar sang istri pria itu tahu saat ini pasti istri nya itu sedang terpukul dengan hal yang terjadi Dafa lalu melihat keberadaan istrinya yang sedang bertanya di depan ruangan UGD tangis yang begitu menyayat hati terdengar dengan sangat jelas.      

"Mas!!" pekik Gina.      

"Semua akan baik baik saja."      

Kedua nya lalu di diantar oleh sang dokter yang sedang bertugas di sana menuju ke salah satu ruangan dimana ruangan tersebut adalah tempat Gaby dirawat. Dira sudah mengeluarkan air mata nya yang begitu banyak gadis itu menangis sejadi jadi nya diri nya tidak tahu kenapa sang kakak bisa tumbang seperti ini. Arsen yang berada di samping Dira segera memberikan ucapan lembut terhadap gadis yang ada disamping nya saat ini titik sungguh Dira sangat tidak percaya dengan apapun yang terjadi kepada sang kakak.      

***     

Pintu kamar Gaby sudah terbuka dengan sangat lebar kedua orang yang ada di dalam kamar tersebut segera menoleh melihat dua orang yang masuk ke dalam kamar membuat Dira menundukkan wajahnya gadis itu sangat takut jika kedua orang tua nya marah dengan apa yang terjadi  namun, semua nya di luar dugaan Gina langsung memeluk anaknya itu dan mengucapkan bahwa semua ini adalah bukan kesalahan dirinya mendapatkan ucapan tersebut membuat Dira begitu terharu diri nya peluk dengan begitu sang Bunda kedua wanita itu kembali menangis sedangkan Dafa berjalan ke arah Gina senyumnya yang berada di bibir seketika berubah menjadi isak tangis.     

"Sekarang lebih baik kamu pulang saja sayang biarkan Bunda dan Baba yang tinggal dan menjaga Gaby saat ini kamu pasti sangat lelah lebih baik sekarang kamu pulang membersihkan diri dan beristirahat," ucap Gina. Namun Dira menolak gadis itu ingin selalu berada di samping sang kakak melihat penolakan yang dilakukan oleh sang putri membuat Dafa yang akhirnya turun tangan pria dewasa itu lalu mengajak sang anak untuk keluar dari ruangan Gaby.      

Pria itu mulai menjelaskan semuanya supaya Dira tidak kecapekan saat ini Dafa dapat melihat dengan sangat jelas bagaimana kondisi putri nya Dira begitu terguncang dengan apa yang terjadi. Berulang kali Dafa mengatakan bahwa semuanya akan baik baik saja namun Dira selalu saja ingin tetap berada di samping kakaknya hingga akhir nya Daffa mengatakan sesuatu dan hal itu membuat Dira terdiam.      

Sulit bagi Daffa untuk meminta sang anak pulang namun akhir nya Dira menyetujui hal tersebut gadis itu lalu pamit untuk pulang tak lupa dirinya memeluk sang Bunda dengan begitu erat setelah dengan Gina lalu lu kira kembali menatap kearah Gaby yang masih tertidur.      

***      

Kondisi kanker yang ada di dalam tubuh Gaby, semakin tidak baik pengebaran nya juga sudah merusak beberapa sel di dalam tubuh Gaby. Mendapatkan info tersebut membuat, semua orang begitu terpukul. Bukan hanya, Gina namun, semua nya merasakan bagaimana sebuah kehilangan.      

Kedua orang tua Adnan, meminta dokter untuk menyelamatkan cucu nya. Namun, dokter hanya menjawab supaya selalu berdoa kepada Tuhan, supaya Gaby baik baik saja.      

"Tante sama Om kalau mau masuk silakan," ujar Daffa. Kedua orang yang sudah berumur itu menggelengkan kepala nya, "Saya tidak sanggup, melihat penderitaan Gaby. Anak ini sudah terlalu banyak menderita," ucap Om Budi.      

Semua keluarga sudah berkumpul di rumah sakit, kedua orang tua Gina dan juga Daffa ikut berada di sana. Namun, Dhira dan juga Arka tidak kedua anak itu berada di rumah bersama dengan Dewa. Hal itu di lakukan supaya mereka tidak mengetahui bagaimana kondisi Gaby yang sudah benar benar kritis.      

"Maaf kan aku yang tidak bisa menjaga Gaby dengan baik Tante. Harus nya aku, bisa merawat diri nya," ucap Gina. Wanita itu, terus saja menyalahkan diri nya yang tidak bisa merawat sang anak. Sedangkan Tante Widi langsung menggelengkan kepala nya, apa yang diucapkan oleh Gina langsung dibantahkan. Wanita tua itu tidak suka dengan ucapan Gina. "Tidak … kamu sudah mau merawat, dan membesarkan Gaby dengan baik nak. Semua ini adalah jalan yang Tuhan berikan, jangan pernah menyalahkan diri kamu sendiri. Kamu adalah ibu  terbaik dan kalian berdua adalah orang tua yang begitu menjadi panutan. Kamu tidak salah sayang, semua sudah menjadi takdir nya sehingga Gaby seperti ini," jawab Tante Widi.      

Kesehatan kesedihan kebahagiaan kesakitan dan kepahitan adalah satu kesatuan yang Tuhan berikan kepada makhluk makhluk nya agar bisa melewati semua cobaan yang dirinya berikan. Sebagai makhluk ciptaan Tuhan kita harus saling berbagi satu dengan lain nya memberikan dukungan serta memberikan pelukan supaya bisa melalui semua nya dengan baik.     

Tuhan tidak menguji umatnya dengan batas yang tidak bisa dilampaui oleh setiap umat begitu juga dengan penderitaan yang saat ini terjadi, Dira terdiam di dalam kamarnya gadis itu tidak tahu harus berbuat seperti apa diri nya hanya berdoa supaya sang kakak baik baik saja hanya doa yang saat ini bisa dilantunkan oleh gadis tersebut.     

"Mas kamu panggil Dhira dulu sana, biar makan. Dari siang kata Kaka Gina belum ada sebutir nasi yang masuk," ucap Indah.      

Mendengar berita yang diucapkan oleh sang istri segera pembuat Dewa naik ke lantai atas dan menuju ke kamar sang keponakan. Saat masuk ke dalam kamar Dira, Dewa dapat merasakan hawa kesedihan yang begitu mendalam, seorang gadis sedang duduk termenung menatap ke arah jendela yang gelap dengan langkah pasti Dewa lalu masuk ke dalam kamar Dira. Pria itu lalu mulai duduk di samping sang keponakan, Dira hanya diam gadis itu tidak bergerak ataupun menoleh sedikitpun ke arah sang Om.       

Nafas berat terdengar dengan sangat jelas Dewa mengerti bagaimana perasaan Dira saat ini, "Ra," panggil Dewa. Mendengar panggilan dan juga sentuhan yang diberikan oleh Dewa membuat Dira menolehkan kepala nya, gadis itu terkejut dengan kedatangan Dewa segera saja bila bertanya kepada Dewa Ada perlu apa Om nya tersebut. "Tante Indah suruh makan, ayo kita ke bawa dulu. Kamu belum makan sejak sore," ucap Dewa.      

Dira hanya terdiam gadis itu lalu menjawab ucapan sang om hanya dengan gelengan kepala saat ini Dira benar benar tidak bisa berpikir dan melakukan apapun. Dirinya hanya terfokus dengan kondisi dari Gaby yang sampai detik ini belum diketahui.      

"Aku belum lapar Om, nanti kalau sudah merasa lapar, aku akan ke bawah."      

Dewa menarik nafas dengan berat pria itu tahu bahwa sang keponakan tidak akan menurut dengan apa yang dirinya ucapkan hingga Dewa lalu beranjak dari tempat duduk tersebut dan keluar dari dalam kamar melihat sang Om keluar kembali Dira menatap kearah jendela perasaan Wanita itu sungguh tidak baik debaran jantung yang berdetak dengan kencang semakin membuat Dira tidak nyaman. Bayangan kehilangan sang kakak terus saja berputar di kepalanya dan hal itu sungguh mengganggu Bira. Dirinya mengira bahwa Dewa hanya keluar tanpa akan kembali lagi namun nyatanya hal itu salah Dewa pria itu datang bersama sang istri dengan nampan yang berisikan makanan.     

"Om tahu, kita sedang bersedih. Tapi kamu juga harus makan, Gaby akan marah kalau tahu kamu tidak makan. Jadi sekarang kamu makan dulu," ucap Dewa.      

Seketika air mata Dira menetes dengan begitu deras gadis itu menangis didalam pelukan sang tante sungguh saat ini perasaan Dira sangat tidak enak bayangan kehilangan geby berputar di kepalanya. Gadis itu juga menceritakan kepada Indah bagaimana rasa sesak didalam hatinya saat ini sungguh Dira belum siap jika harus merasakan kehilangan.      

Indah lalu memberikan usapan lembut kepada sang keponakan dan mengatakan bahwa semuanya akan baik baik saja, setelah dirasa cukup tenang Indah mulai menyendokkan nasi dan menyuapi sang keponakan dengan penuh cinta. Melihat sang keponakan sudah ingin makan membuat Dewa merasa senang tidak dapat dipungkiri bahwa apa yang dirasakan oleh Dira juga dirasakan oleh dirinya bagaimanapun Gaby juga adalah keponakan nya.     

"Apakah kakak akan baik baik saja om? Apakah kakak akan kembali sehat?" tanya Dhira. Mendapatkan pertanyaan yang sangat sulit untuk dijawab oleh Dewa benar-benar membuat pria itu bingung Dewa lalu menjulurkan tangannya dan mengusap kepala Dira dengan penuh kasih sayang. Senyum pria itu terbit lalu Dewa mulai berkata untuk selalu berdoa supaya semuanya baik baik saja. "Manusia hanya bisa berencana tapi takdir Tuhan tidak ada yang tahu kamu saat ini harus berdoa meminta yang terbaik untuk Gaby, karena kita hanya bisa berharap semuanya baik baik saja tapi balik lagi rencana Tuhan adalah rencana yang paling baik. Apapun yang akan terjadi semua adalah garis takdir yang sudah Tuhan berikan kepada kita semua."      

Dira membalas ucapan yang dilontarkan oleh sang Om dengan anggukan kepalanya. Gadis itu lalu menatap ke arah sang tante dan mengambil piring yang ada di genggaman indah, "Aku makan sendiri aja Tante," ucap Dhira.      

Indah lalu memberikan piring tersebut dan membiarkan sang keponakan untuk makan, Indah tahu bagaimana, perasaan setiap orang ketika orang yang begitu disayangi harus pergi meninggalkan semuanya titik karena indah juga pernah merasakan hal tersebut. Di saat usianya masih sangat mudah dirinya harus siap kehilangan kedua orang tuanya.     

##      

Selamat membaca dan terima kasih     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.